Sabtu, 02 April 2016

Chapter 3

"Selamat datang !"
Terlihat gadis lugu dengan gugupnya memberi salam padaku dengan kacamata bulat besar dan rambut hitam di kepang dua,pandangannya menunduk dengan bahu sedikit terangkat
"Bisakah kau tunjukan bagaimana aku dapat pekerjaan yang bagus?"kusodorkan selebaran yang kubawa tadi                    
"Eh...!"dia mendongakan kepala "Bisakah kau tunjukan bagaimana aku mendapat tugas?" Aku menunjuk pada tulisan 'Permintaan Untuk Pembersihan Kota Setten'
"Oh...ka..kau bisa melihat di papan pengumuman disana !"ia menunjuk papan besar dibelakangku        
"Hmm..baiklah ! Terima kasih"
"Eh tunggu ! Ka...kau harus mendaftar dahulu di pusat pelayanan"ia menunjuk meja diujung kanan ruangan ini. Ruangan di dalam gedung ini sangat luas dan sebagian besar ruangan ini di isi oleh meja bundar dan di kelilingi bangku-bangku yang disediakan untuk para petualang yang ingin sekedar berbagi cerita perjalanannya dan untuk minum atau makan, semua sudah di sediakan lengkap hingga penginapan.
Aku berjalan menuju pusat pelayanan untuk mendaftarkan diri untuk permintaan tugas yang akan aku ambil nanti. Banyak dari para petualang yang memperhatikanku sejak aku masuk dari pintu gedung ini dengan tatapan seperti terkejut
"Permisi...!" Kubunyikan bel kecil di meja                                                
"Ya...tunggu sebentar" terdengar suara perempuan dari balik dinding
Tak lama muncul seorang wanita cantik dengan pakaian pelayan, ketika dia menatapku sepertinya ia terlihat terkejut seperti yang lain, aku berpikir apa ada yang salah dengan penampilanku sehingga seluruh gedung ini terlihat begitu terkejut dengan kedatanganku, mungkin hanya si gadis di depan pintu saja yang tidak tampak terkejut melihatku, walaupun dia sedikit gugup
"Hallo...apakah kau baik-baik saja?" Kulambaikan tanganku didepan mukanya
"Eh...ya..ad...ada yang bisa kubantu?"


Senin, 28 Maret 2016

Chapter 2

" Permisi?" Kuberi salam padanya yang sepertinya tidak terlalu memperhatikanku.
Ia menghentikan pekerjaannya lalu menoleh padaku,menyipitkan matanya lalu tersenyum
" Hohoho... Anak muda ! Selamat datang ! "
Ia berdiri meninggalkan lempengan besi yang ia tempa tadi,membersihkan tangannya lalu menuju pada. Terlihat kerutan di setiap lekuk matanya,kumis dan jenggot lebat memutih menghiasi sekitar mulut dan dagunya,tapi postur badannya tetap kekar membuatku kagum.
"Ah...selamat sore bapa ! Aku ingin anda memperbaiki ini" kuambil tameng yang ada di punggungku,lalu kuletakan di meja
" Hmmm..." ia mengamati tamengku lalu berganti memandang wajahku
" Kelihatannya kau bukan penduduk kota ini nak?"
"Ya...aku kebetulan saja lewat di kota ini!"
"Hmmm...bentuk tameng ini sangat unik nak ! Apakah kau berasal dari timur?"
"Yap..."aku asik mengamati senjata dan peralatan di stand itu
"Sepertinya aku tak punya bahan yang cocok untuk memperbaikinya nak ! Jika kau mau memperbaikinya carilah ore berwarna merah di sekitar bukit di sebelah selatan kota ini"
"Oh...apakah akan memakan waktu yang lama?"
"Hohoho...setelah kau dapatkan ore itu tunggu sehari,akan kuselesaikan tamengmu ini"
"Baiklah ! Apakah kau tau dimana tempat ini?" Kutunjukan selebaran yang kubawa tadi
"Hohoho...kau ingin mengambil tugas dari perkumpulan ini?"
"Yap !"
"Berjalanlah lurus terus kearah barat lalu belok kekanan,kau akan melihat bangunan besar dengan lambang bendera tameng hitam"
"Ah...terima kasih !"
"Siapa namamu nak?"
"Astrus...Astrus Zenmale !"
"Hohoho...nama yang unik ! Panggil aku Kay ! Dan jika kau bertemu dengan orang yang bernama Jester sampaikan salamku dan bilang padanya agar cepat menemuiku ! Hohoho...sepertinya aku terlalu banyak berbicara !"
"Ah...tidak juga, aku senang berbincang denganmu  !"
"Hohoho...tentu saja !"
"Baiklah Kay ! Aku pergi dulu !" Kuletakan tamengku di punggungku lalu keluar dari stand itu, kulihat Kay masih berdiri di belakang mejanya tersenyum padaku.
Aku berjalan lagi ke arah yang di tunjukan Kay sambil mengamati tingkah para pedagang yang masih berteriak-teriak menjajakan dagangan mereka,bocah-bocah kecil yang berlarian ceria sepanjang jalan pasar itu tanpa menghiraukan tubuhnya yang menggigil, hingga sampailah aku didepan gedung pekumpulan itu. Warna klasik menghiasi tembok gedung megah itu dengan bendera besar berlambang tameng hitam. Inilah perkumpulan para petualang sepertiku mencari pekerjaan dari permintaan tugas dengan hadiah yang besar sesuai dengan berat dari permintaan tugas itu sendiri. Kulangkahkan kakiku menuju ke pintu besar gedung itu melewati anak tangga  yang sangat banyak hingga menjulang tinggi
"Selamat datang !"


Sabtu, 26 Maret 2016

Chapter 1

Petir berkilat bersahutan mengiringi gerimis yang turun tanpa henti seakan tak mau beranjak dari langit walaupun telah berlangsung sepanjang hari menyapu jalanan kota,lembah-lembah,bukit dan pasar terbesar dikota itu. Terlihat wajah-wajah berharap para pedagang menunggu pelanggan singgah di stand mereka, anak kecil yang digendong oleh ibunya tampak nyenyak terlelap seperti tak terganggu oleh suara kedua orangtuanya yang berteriak-teriak menjajakan roti dagangannya di belakang stand berwarna cerah disebelah kananku,disebelahnya penjual daging sedang sibuk memotong daging dengan pisau besar terlihat keringat dikeningnya sedangkan disisi kiri jalan ini banyak penjual vas,bunga,buah-buahan,hingga senjata . Stand yang berjajar sepanjang jalanan ini akan terlihat seperti ini kapanpun,tak pernah sepi walaupun sedang badai apalagi hanya sedikit gerimis seperti hari ini.
Aku terus berjalan mencari alamat yang tertulis diselebaran yang kudapatkan dari bar di ujung pintu masuk timur kota ini,mataku tak berhenti membaca nama bangunan disebelah kanan-kiriku,dan setiap menoleh para pedagang tak berhenti menawarkan dagangan mereka. Aku pikir tak masalah mampir disalahsatu stand untuk melihat-lihat dagangan mereka sekaligus menanyakan alamat di selebaran ini, aku pun memutuskan berhenti di stand milik seorang pak tua yang terlihat kekar dengan kumis lebat putih sedang menempa besi dengan konsep pedang,di stand itu penuh dengan berbagai macam senjata mulai dari tombak,pedang besar,golok,busur dan segala perlengkapan seorang prajurit atau petualang sepertiku.
" Permisi?" Kuberi salam padanya yang sepertinya tidak terlalu memperhatikanku.



Posted via Blogaway